10/90
Pagi ini saya berkesempatan sharing tentang Novel Kedang1914 di Pujasera cafe atas undangan KAMMI Komsat Al Haudl. Bukan tentang materi atau kegiatannya yg ingin dibagi disini, tapi tentang pesertanya, tepatnya Jumlah Pesertanya.
Wajah kusut bercampur bingung panitia sudah terbaca sejak saya datang 15 menit sebelum jam 8 Waktu didalam surat undangan, dan ternyata saya harus menunggu 1 jam lagi setelahnya. yg datang paling 10-15 orang padahal mereka mengundang perwakilan SMA sederajat di Ketapang, juga Kampus dan organisasi. Mereka makin tak enak hati. Bagaimanapun saya diundang untuk memberi materi yg dibayangkan dihadiri banyak orang.
Dulu saya berfikir dijalan dakwah segalanya perlu meriah, agar syiarnya terasa efeknya luar biasa. Sebelumnya sering juga kecewa melihat yg datang saat diundang cuma segelintir. Pun ketika orang ceramah begitu semangat padahal yg datang tak sampai separuh ruangan saya juga mencibir. Rasanya bicara menghadapi orang yg sedikit itu cuma sia-sia.
Semakin bertambah usia, sering pula kembali mengkaji diri dan posisi, dan membandingkan dengan fiqih dakwah Rasulullah, segalanya bisa dipandang sebagai kejadian yg berbeda. Memakai cara pandang 10/90.
Bila yg diundang 100 dan yg datang 10, maka yg 10 itulah yg terbaik, mereka memilih untuk datang padahal selainnya menghindar, berarti mereka bersungguh untuk mengikuti tak sekedar pemeriah. Yg 10 itu bisa saja adalah kader2 Dakwah berkualitas tinggi.
Bagaimanapun sedikit yg datang jauh lebih baik dari pada mereka yg banyak tapi tidak datang. Hargai mereka, jangan kecilkan hatinya, merekalah orang - orang terbaik dari generasi ini.