1. Melangkah Dalam Garis Sepapan
Melangkah Dalam Garis Sepapan
Seumpama matahari yg lurus pada garis edarnya, seumpama ilalang yg teguh ke atas tumbuhnya, seumpama gerak langkah pesilat tangguh yg tak lari dari kuda2nya, demikianlah hidup mesti dilalui.
Ada hal2 yang membutuhkan keluwesan, kelenturan dalam bergerak, penyesuaian dalam tindakan, tapi berjejaknya tetap dalam satu Prinsip yg tak goyah, bila terangkat tapak maka kan sebabkan kalah.
Para pendekar di Tanah Kayong bergerak memegang prinsip ini, melangkah dalam garis sepapan, seluruh geraknya bertapak pada satu garis lurus, kuda2nya kuat brrjejak dalam satu gerak, tak kan terangkat kakinya dalam sebuah pertarungan kecuali untuk dua hal, mengalahkan atau kematian.
hidup haruslah tegas, tak sekedar mengiyakan segala, menuruti apa yg orang lain suka, prinsip haruslah terjaga, dan satu yang utama dari segala yg harus di jaga dengam seksama, papan langkah itu haruslah yg menuntun pada Hidup Mulia dan Mati dalam kemuliaan.
Maka Melangkah kita perlu Allah, sekuat2 prinsip yg mesti dijaga adalah teguhnya Agama Allah, selepas itu Menjaga Nyawa, Menjaga Harta, Menjaga Marwah dan menjaga akal. Kibasan pedangpun tak kan goyahkan jejakkan kaki didalam sepapan garis ini, jika coba mengganggu maka dua saja yg membuat langkah ini terlepas: Hidup Mulia atau Mati Syahid
Isy Kariman Aw Mut Syahidan
Sekali terbuka langkah
Tak akan surut barang selangkah
Luka tak kan buat jiwa goyah
Untuk hidup dalam mulianya marwah