Sinopsis : KEDANG, Diseberang Matahari

Sinopsis Buku Pertama dari Trilogi Sandyakala Tanjungpura : 

“Bukan!!!” kata Tuk Tala malam tadi pada Nafis yang menjenguk[1]nya “Kita bukan berperang untuk Merdeka, Tapi kita berperang agar tidak dijajah. Kemerdekaan itu hak hakiki kita, tiada satu kebatpun yang bisa mengekang, karena merdeka itu dalam hati, di sini...” sambil menunjuk dada tua nya
“Tapi Penjajahan adalah ceritera lainnya yang harus kita tumpas, karena menjatuhkan marwah, karena mengambil hak Allah atas jiwa kita, aku berjuang bersama Meruhum Lanjut, Bapakku dengan Laksemane Mas Ulum, Merhum bapak kau Nafis pergi dengan Ki Gagah Laji, dan kau kini dengan Uti Unggal, mati hidup adalah urusan Allah –Nafis, tidak mati perang kau mati sakit, tapi mati di Jalan Allah lebih mulia timbang kau mati berkalang tanah menjadi pengecut bertorehkan luka, luka karena tak melawan !!!”
***
Kedang adalah sebuah tempat, lokasi perlawanan Rakyat Ketapang yang terakhir pada kolonial Belanda, sebuah kampung kecil di Tumbang Titi, Pedalaman Ketapang Kalimantan Barat pada tahun 1914.
Buku pertama dari 3 Buku Sandyakala Tanjungpura ini bercerita tentang 3 Pejuang Muda; Nafis, Delakim dan Anan, yang menjalin persahabatan ditengah persiapan menghadapi Belanda yang telah siap menyerang daerah mereka, ketiganya percaya bahwa Tanah Seberang Matahari—Desa Mereka—adalah lambang Jiwa Merdeka yang diberikan Allah langsung, bila mereka tunduk taat patuh pada Belanda maka habislah anugerah itu.
 Mereka Bukan Berperang untuk merdeka, karena kemerdekaan tidak bisa direbut oleh dan dari siapapun, tapi mereka melawan penjajahan; sebuah tindakan menjatuhkan marwah orang Islam, marwah Tanah Kayung. Karenanya mereka Melawan dan siap mati.




[1] mengunjungi

Postingan Populer