Tugas Hidup kita

Foto : handri_comics

Tiap orang dilahirkan dengan bakat yang berbeda - beda, itu Pasti. Tapi bukan berarti tiap orang hanya terlahir dengan 1 bakat semata. Yang Diperlukan adalah latihan dan terus latihan, agar kita semakin ahli di bidang yang kita merasa kita berbakat di sana atau bahkan di bidang kita yang kita tak merasa berbakat...
setiap kita juga dilahirkan dengan panggilan hidup, di mana kita merasa sangat senang melakukannya walau itu TAMPAKNYA tidak mendatangkan hasil. Tapi Allah punya rencana pada tugas hidup kita itu, tugas untuk membuat dunia kita lebih indah, tugas untuk melengkapi hidup kita sebelum bertemu dengan Nya.

Kita hanya harus meyakini bahwa tiap ide baik yang kita keluarkan akan bisa kita jadikan nyata. Ingatkah dengan kain sarung yang kita jadikan sayap lalu kita 'terbang' seperti Superman ? Ingatkah pada tongkat bambu yang kita jadikan senjata lalu kita gagah berani 'berperang' ? ingatkah pada berapa tinggi tali karet yang berhasil kita lompati ? dan sapu ibu yang kita jadikan sapu terbang ? dan kita senang, dan dunia indah.

Maka mengapa tidak setiap ide baik dan kreatif yang kita pikirkan dan keluarkan, hanya berakhir dengan keraguan, ketidak mungkinan, keputusasaan dan merasa kita bukan orang yang pantas ? Hidup masih sesederhana saat kamu masih bisa jadi Superman atau Penyihir, masalahnya kadang pada diri sendiri, tepat didalam dada, namanya Ketidak yakinan, padahal mungkin saja Allah memang memberikan kita bakat yang pantas untuk menjadi pelengkap keindahan dunia, menepati janji - janji Nya.

Muhammad Al Fatih bin Suthan Murad, berdiri menatap tembok tebal Konstatinopel, Sebuah tembok yang 850 tahun sebelum dia berdiri dihadapannya telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW akan takluk, takluk oleh seorang panglima yang panglima itu adalah sebaik - baik Panglima Muslim, takluk oleh Pasukan yang pasukan itu adalah sebaik - baik pasukan muslim. Muhammad Al Fatih, pemuda 18 tahun itu meyakini, dialah Panglima yang dijanjikan itu. Maka selepas Solat Jumaat yang dia sendiri Khatib dan Imamnya... 

Ditembakkan Meriam pertama ke Tembok kokoh itu, mulailah peperangan menepati Janji Rasulullah.
Peperangan yang telah diusahakan dari setiap generasi Muslim selama 850 tahun, silih berganti Pasukan, silih berganti Pemimpin, namun belum juga takluk. Kota itu begitu kuat dan hampir - hampir tak terkalahkan.

Tapi, kalau semua gagal, tidak berarti Al Fatih harus meyakini bahwa dia pun akan gagal. TIDAK, dialah panglima yang dijanjikan Rasulullah. Dia telah mengusahakan hari ini sejak kecil, membina Fisik dalam lautan Latihan PErang, membina Otak dalam ilmuan - ilmuan ternama saat itu, dan Ruhani di bina langsung oleh Ulama yang juga Wali. Menghafal Quran sejak kecil, tak pernah meninggalkan Solat Tahajjud sepanjang umur balighnya, puasa. Dia diyakinkan oleh para Ulama adalah seorang yang memenuhi Janji itu, Janji Rasulullah.

Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat Amir (panglima perang) adalah Amir-nya dan sekuat-kuatnya pasukan adalah pasukannya (HR Ahmad)

Maka, setelah Puluhan Hari pertempuran, AlFatih menarik 70 Puluh kapal melalui pegunungan Galata dari Laut Boshporus menuju Teluk Tanduk, Satu persatu kapal melalui turun naik gunung dalam semalam, sesuatu yang sepertinya tidak mungkin. Tapi inilah tindakan penuh keyakinan dan kesungguhan.

29 Mei 1453, Pasukan itu melunasi Janji Rasulullah... Konstatinopel di buka oleh Pasukan yang sehari sebelumnya berpuasa dan melakukan berbagai amalan Wajib maupun Sunnah, mengharap pertolongan Allah.

Inilah bukti, bahwa bila kita meyakini yang kita kerjakan dengan ilmunya, lalu bersungguh - sungguh mengerjakannya dengan ilmunya pula, maka Tindakan kita akan menjadi tindakan terbaik sepanjang kehidupan kita.

Berfikir Cerdas, Bekerja Keras dan  berhati ikhlas...

Postingan Populer