Salat Kita dan Salat Hathim
Hatim Al Asham Pernah ditanya “bagaimana (engkau mengerjakan) Salatmu?”
Inilah penjelasan Hatim Al Asham kepada kita semua, bila telah mempersiapkan diri untuk merasakan nikmatnya Salat, maka cukuplah jawaban ini untuk kita:
“Jika waktu Salat telah tiba, aku berwudhu secara sempurna. Setelah itu kuberjalan menuju tempat Salat yang kuinginkan. Aku duduk disana dan berusaha mempersatukan seluruh anggota tubuhku untuk Salat. Kemudian aku berdiri untuk menunaikan Salat.
Kuletakkan Kaabah tepat didepanku, titian menuju neraka dibawah kedua telapak kaki ku, surga dikananku, neraka di kiriku, Malaikat pencabut Nyawa dibelakangku dan kuanggap itulah Salat terakhirku”
Sampai di sini, apakah kamu sudah mulai menyadari mengapa begitu susah mendapatkan Salat Khusyuk? Ya! Karena persiapan mu untuk melakukan Salat tidak maksimal, kita masih menganggap persiapan itu tidak perlu cukup niat dan Takbir. Salat itu adalah taman pertemuan dengan Allah, bagaimana persiapan kamu menemui orang yang kamu cintai? Dan sesungguhnya Allah lebih berhak untuk kamu bersiap menemuinya dibandingkan orang itu…mari kita lanjut:
“Aku berdiri dengan rasa harap dan takut, kemudian ku-kumandangkan takbir dengan benar, kubaca ayat – ayat suci Al Qur`an dengan tartil. Ketika Rukuk, akupun Rukuk dengan dengan merendahkan diri dihadapan Allah. Saat Sujud, aku sujud dengan penuh Khusyuk. Kemudian di kala duduk (Tahiyat awal), kuletakkan telapak kaki kiriku dibawah pantat kiri, dan kutegakkan telapak kaki kananku dengan bertumpu pada ibu Jari. Kukerjakan semua itu dengan ikhlas. Kemudian aku tak tahu, Salatku tersebut diterima atau ditolak.”
Inilah Salat yang penuh persiapan dan kemudian didalamnya pula dilakukan secara sebaik – baiknya dan diakhirnya diadakan evaluasi “ di terima atau tidak”.