Jilbab (7)

(Kutipan Kultwit di @akasamad2 #Hijabgih)
Sampai kemanakah uluran Jilbab itu? Mudah-mudahan ini menjadi pertanyaan yang terngiang di dalam kepala dan hati, Aamiin.
Mari kita bicara mengenai pengertian Jilbab terlebih dahulu, Para ahli bahasa telah urai pendapatnya, dalam kamus-kamus standar bahasa Arab:
Lisanul Arab : "Jilbab berarti selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepada, dada dan bagian belakang tubuhnya."
Al Mu'jamal-Wasit : "Jilbab berarti pakaian yang dalam (gamis) atau selendang (khimar), atau pakaian untuk melapisi segenap pakaian wanita bagian luar untuk menutupi semua tubuh seperti halnya mantel."
Mukhtar Shihah : "Jilbab berasal dari kata Jalbu, artinya menarik atau menghimpun, sedangkan jilbab berarti pakaian lebar seperti mantel."
Dari rujukan ketiga kamus di atas, Jadi jilbab pada umumnya adalah pakaian yang lebar, longgar dan menutupi seluruh bagian tubuh, Al Qurthuby menyimpulkan:
"Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh."
Bagi masyarakat Indonesia dan juga Malaysia, jilbab umumnya diartikan sebagai selendang yang menutupi kepala sampai leher dan dada.
Definisi itu memang tidak bertentang dengan definisi umum sebelumnya. Karena Al Qurthuby Mengutip Pendapat Ibnu Abbas yang mengartikan jilbab dengan rida' atau selendang. Maksudnya selendang yang mampu menutupi dan melindungi aurat, bukan sekedar selendang pendek.
Jadi, apakah yang di maksud dengan Jilbab? yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh.
Mengenai seberapa panjang Kerudung atau Jilbab itu di ulurkan, Ulama dan Ahli Tafsir masih berbeda pendapat. Yang jelas adalah menutupi dada, baik dengan kerudung maupun dengan pakaian yang dikenakan.
Selama terjaga hak-hak Jilbab, tak peduli selebar apapun Jilbabmu adalah boleh, mau dimodel-modelkan boleh, tapi JELAS harus TAAT BATAS dan TAAT NIAT. Apa batasnya?
Jangan menjadi wanita Kasiyat Arriyat, berpakaian yang tertutup namun tetap terlihat, yaitu jangan yang tipis (transparan), ketat, atau menampakkan lekuk tubuh dan motifnya tidak mengarah kepada pembentukan aurat, semisal di sekitar dada ada dua buah lingkaran hitam, atau gambar yang mengepas di sekitar dada, dan juga celana pas bentuk kaki atau legging.



Kasiyat Arriyat juga didalam pengertiannya Memakai Jilbab karena ingin dilihat, hiasannya kemana-mana, Jilbab laiknya penggati Rambut. Tugas Jilbab adalah menutup aurat, bukan menggantinya. Hijab maksud turun perintahnya agar tak jadi pusat perhatian, jadi jangan kerjakan sebaliknya.



Kedua, jangan Tergoda pada Jilbab Punuk Onta,Muslimah Indonesia begitu kreatifnya hingga berhasil menciptakan berbagai kreasi Jilbab, salah satunya yang menambahkan tonjolan laiknya sanggul dikepala yang kemudian ditutup kain jilbab lalu di belit lagi dengan hiasan. Padahal Rasulullah ingatkan kita :
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Ketiga, gunakan Parfum/deodoran seperlunya untuk menjaga bau badan, Rasulullah ingatkan yang memakai Wewangian agar di cium suatu kaum maka ia telah berzina, berzina.

Cukup, pembahasan ini, berat memang bagi yang terbiasa pada Jilbab Modis dan Trendy, rela bukan satu-satunya alasan mengerjakan, ketaatan pada agama ini adalah sebesar-besarnya modal ketundukan.
Sumber Gambar : 

Postingan Populer