Jangan Mau Jadi Orang Kalah

Orang yang kalah adalah orang-orang yang membiarkan jiwanya ditaklukkan oleh kegetiran hidup. Ia menyerah kalah pada musuh-musuh yang hendak menghancurkannya, pada kondisi yang menghendaki ia gagal dan pada waktu yang ingin ia merugi.

Orang-orang yang kalah selalu meratapi kekalahannya, menangisi apa yang telah terjadi dan terjebak dalam kenangan buruk tentang kondisi yang telah dihadapi. Itulah orang-orang yang kalah. Mereka mati sebelum kematian mendatangi mereka. Mereka kalah bahkan sebelum pertempuran itu di mulai. Adanya mereka seperti tidak berarti bagi kehidupan.

Ibnu Jauzi, seorang yang senantiasa optimis berkata “aku mempertajam pikiranku. Maka tahulah aku bahwa ada sebagian manusia yang keberadaan-nya seperti ketiadaan-nya. Ia tidak mampu menangkap Isyarat-Isyarat ke-Esa-an Allah (dalam setiap cobaan). Ironisnya lagi, mereka terseret- seret oleh sifat kebinatangannya. Mereka terus menerus berburu harta tanpa pernah lelah dan tiada henti”

Dunia adalah tempat segala kesuh kesah, penderitaan dan rintangan, itulah peperangan sejati yang harus ada didunia ini. Peperangan antara kita dan permasalahan dunia, karena dunia memang ladangnya. Tragisnya sebagian orang memilih membiarkan dirinya ditaklukkan. Siapa yang jiwanya kalah oleh dunia, maka bersiaplah untuk berkeluh kesah, menderita dan gagal. Sebaliknya bila diantara kita masih banyak keluh kesah, merasa penderitaan tak ada habisnya dan selalu gagal, maka hati-hatilah karena kita termasuk orang yang kalah.

Banyak potret kekalahan disekitar kita. Karena gagal pada ujian sekolah ada teman yang frustasi dan akhirnya berniat bunuh diri. Ada yang gagal mendapat orang yang dicintai kemudian malah membenamkan diri pada lumpur luka yang dalam, dan akhirnya terjebak dalam dunia kelam. Ada yang tak diijinkan orang tua nya untuk melanjutkan kuliah ditempat yang diinginkan, lalu hidupnya jadi amburadul dan masih banyak, bahkan terlalu banyak, orang-orang kalah di sekitar kita.

Merekalah yang selalu kalah oleh keadaan, dan memilih untuk tetap kalah. Mereka menyalahkan kondisi, waktu dan orang lain, padahal kondisi yang tercipta sekarang, waktu yang semakin sempit saat ini, dan orang lain yang sepertinya membenci, tak lain karena pilihan  kita sendiri. Bukankah setiap kali dikatakan kepada kita “sudah hadapi saja” lalu kita berkata “susah…”. Semakin sering kita meyakini bahwa rasa sakit didalam hati, kegagalan yang dialami tak mungkin dilupakan, maka semakin dalam kita menderita dan semakin jauh dari kebahagiaan. Berdamailah duhai Jiwa.

Ibnu Jauzi, berkata “jika cobaan datang kepada mereka untuk membersihkan dosa-dosa mereka. Barulah dia berteriak minta tolong “apakah gerangan dosaku?” padahal ia lupa, bahwa apa yang (pernah) dia lakukan telah membuat bumi berguncang (karena dosanya)”

Demikianlah orang-orang yang kalah, mereka lupa di saat senggang, dan mereka tak mau disalahkan saat sempit menjelang. Mereka sia-siakan masa muda, dan tak ingin menderita dimasa tua. Mereka adalah yang takluk akan perbuatan, perasaan dan pikiran mereka sendiri yang salah dalam memahami kondisi. Merekalah orang yang selalu kalah dan memilih untuk tetap kalah. Jangan mau jadi orang yang kalah!!!

“diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah:216)


Jika harapan tak sesuai dengan kenyataan, jika kondisi tak seperti yang diinginkan, jika ruang sudah terlalu sempit untuk di lalui, jangan  kau menjadi kalah dan takluk, ingatkah engkau akan cerita Sultan Penyengat di Nashiha yang lewat? Ia memilih untuk keluar dari medan pertempuran yang satu dan beralih kepada pertempuran yang lain. Tariklah tatapan matamu keluar dari harapan-harapan itu, pandanglah harapan itu bagai sekuntum bunga di antara bunga-bunga di taman. Lihatlah lagi, ada begitu banyak bunga dan begitu banyak keindahan yang telah Allah berikan kepadamu saat engkau berjuang dalam kebaikan Nya. 

Dan akhirnya, bunga itu terlalu sederhana untuk diwujudkan Allah dalam kehidupan mu, dibandingkan dengan segala nikmat yang telah diberikan dan disiapkan-Nya untuk mu. Wa Allahu Mustaan 

Postingan Populer