ILMU, MENGUBAH DUNIA KITA



Wajah dunia akan berubah setiap kali kita menemukan satu pengetahuan baru, hidup kita berubah setiap kali pengetahuan kita berubah. Demikian kata Ustadz Anis Matta. Pengetahuan itu mengubah sudut pandang, memperbaiki kehidupan dan memperhalus jiwa. Pengetahuan juga lah yang menentukan jalan mana yang akan kita pilih untuk kita tempuh dan atau kita tinggalkan.
Ibnu Hazm Al Andalusi, seorang ulama terkenal, awalnya hanyalah seorang pemuda yang  belum berkeinginan mendalami Fiqih, hingga suatu kejadian mengubah pendapat itu. Dan pengetahuan akan Fiqih kemudian mengubah jalan hidupnya. Awalnya mungkin sederhana, lalu berubah menjadi panduan kehidupan.
Suatu kali, Imam Adz Dzahabi meriwayatkan, Ibnu Hazm yang saat itu berusia 26 tahun, memasuki masjid dan langsung duduk didalamnya, seseorang mendatanginya dan berujar “mengapakah engkau langsung duduk? Mengapa tidak kau laksanakan tahiyatul masjid?” maka Ibnu Hazm pun bergegas mengambil wudhu lalu shalat dua rakaat. Di kali yang lain ia memasuki masjid lalu mendirikan dua rakaat tahiyatul masjid.  Tak disangka, Seseorang kembali mendatanginya dan berkata “duduklah,duduklah, ini bukan waktunya?” rupanya saat itu sudah lepas ashar, tak ada shalat sunnat sesudah ashar.
“Maka saya pun beranjak” kata Ibnu Hazm mengenang “ dan saya sangat sedih, lalu saya berkata kepada guru yang mendidik saya. Tolong tunjukkan rumah ahli fikih Abu Abdillah bin Dahun kepada saya!”
Ibnu Hazm melanjutkan “saya pun menjumpainya dan menceritakan apa yang menimpa diri saya. Ia pun menyuruh saya mengkaji kitab Al Muwattha karya Imam Malik. Saya pun mulai mempelajarinya. Saya juga membacakan kitab ini kepadanya serta kepada yang lain selama tiga tahun, hingga saya mulai berani bertukar pendapat”
Wajah dunia akan berubah setiap kali kita menemukan satu pengetahuan baru, hidup kita berubah setiap kali pengetahuan kita berubah. Ibnu Hazm berubah karena ketidak tahuan yang menghasilkan kehinaan, lalu dengan niat sungguh  sungguh berubahlah dia menjadi pengetahuan yang membawa kemuliaan.  Ibnu  Hazm karena pengetahuan mengambil jalan kehidupannya, ia pembelajar dalam kehidupannya.
Harusnya hidup kita adalah hasil penjumlahan (akumulasi) dari keseluruhan pengetahuan, bukan dijalani begitu saja. Sudahkah jalan hidup kita adalah dipilih dengan pengetahuan atau dengan kebodohan?

image source : googleimage

Postingan Populer